Hal itu karena hipotesa nama tersebut dari India (Kerala) dan Sriwijaya terbantahkan.
Raja Sri Indrawarman dari Sriwijaya memang pernah mengirim surat ke Khalifah Umar bin Abdul Azizi dari Dinasti Bani Umayyah di abad ke-8, dan eranya jauh setelah Rasulullah masih hidup pada awal abad ke-7.
Sebagaimana diketahui salah satu nama sahabat disebut bernama Sri Baduga Malik al-Hind atau bisa juga dibaca Seri Batak Raja dari Hindia (سرباتك مالك الهند). Termuat dalam kitab Usd al-Ghabah fi Ma'rifah al-Shahabah karya Ibn al-Atsir, biografi no. 1958, kitab Lisan al-Mizan karya karya Ibnu Hajar al-'Asqalani, jilid 4, hal. 19, biografi no. 3359 dan kitab Bihar al-Anwar al-Jamiah li Durari Akhbar al-Aimmah al-Athhar karya Muhammad Baqir al-Majlisi, jilid 14, hal. 520, bab "Ahwal Muluk al-Ardh" (berita para raja di dunia).
Terkait hal itu perlu dicermati:
1. Bahwa daerah Batak atau Tanah Batak yang dikenal sekarang sejak era Belanda adalah beberapa kabupaten eks pemekaran Tapanuli Utara khususnya Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Toba dan Kabupaten Samosir.
Jika merujuk pada buku J.C.J. Kempees, De tocht van Overste van Daalen door de Gajo,. Alas en Bataklanden, maka Bataklanden yang dimaksud adalah empat kabupaten di atas ditambah Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat.
2. Bahwa menurut warga di beberapa kabupaten di atas, asal usul mereka sebagai orang Batak adalah dari wilayah sekitar Danau Toba. Sehingga tidak sama dengan Batak di Filipina atau daerah lain yang bukan berasal dari Danau Toba walau tetap disebut sebagai orang Batak.
Begitu juga dengan orang Gayo yang leluhurnya kemungkinan besar dari peradaban Loyang Mendale berusia 5.000 tahun.
3. Bahwa menurut Seminar Internasional tahun 2015 di Unimed bertajuk "Telaah Mitos dan Sejarah dalam Asal-usul Orang Batak (Harian Analisa), Pusuk Buhit yang diyakini sebagai tempat pertama yang dihuni kelompok masyarakat yang diyakini sebagai leluhur Batak itu baru dihuni sekitar 600-1000 tahun lalu sesuai dengan bukti arkeologis dan kajian bahasa.
Dengan begitu, sangat tidak mungkin orang yang dikenal sebagai orang Batak di sekitar Danau Toba sekarang menjadi sahabat Nabi SAW walau menurut Pustaka Alim Kembaren, berbahasa Karo, komunitas yang menetap di sebagian pinggir Danau Toba yang migrasi dari Jambi dan Sumatera Barat telah berinteraksi dengan Mekkah tanpa diketahui angka tahunnya. (Lihat di sini soal Pustaka Alim Kembaren).
Dan menurut Sejarah Islam di Tanah Batak oleh KH Jailani Sitohang terbuka kemungkinan orang Arab (Halak Arab=Harahap) telah lama bermukim di sekitar Danau Toba.
4. Jika bacaan nama sahabat di atas adalah Seri Batak Raja di Hindia maka kemungkinan pertama adalah merujuk pada warga atau orang yang tinggal di Barus yang sekarang ditetapkan sebagai Titik Nol Islam di Nusantara. Namun penduduk saat itu adalah orang Melayu. Dan tidak ada bukti kuat adanya sebuah Kerajaan Batak di Barus era hidupnya Nabi SAW.
Buku Sejarah Raja-raja Barus baik Hulu dan Hilir sangat bercorak melayu. Dan Raja Barus Hulu disebut berasal dari daerah sekitar Danau Toba, sehingga jika merujuk pada fakta nomor 3 di atas masih relatif sebuah suku baru. Apalagi Raja di Hilir (Tuan Ibrahimsyah) baru datang di sekitar abad ke-16.
5. Kemungkinan kedua berhubungan dengan poin keempat adalah salah satu raja di Kerajaan Pannai atau Pane yang terletak di Padang Lawas (Tabagsel) dan Labuhan Batu. Dan ini tidak di pinggir Danau Toba.
Kerajaan Pane disebut dihancurkan oleh invasi Kerajaan Chola dari India sesuai dengan inskripsi Thanjavur abad ke-11. Ini berarti kerajaan ini telah eksis sebelum abad tersebut.
Namun nama para raja di Kerajaan Pannai tidak diketahui. Akan tetapi sosok Pane Nabolon memang dihormati dan masuk dalam legenda di Sumatera Utara yang kemungkinan adalah nama raja di Pannai.
Sebagaimana nama Dapunta Hyang dari Sriwijaya juga menjadi legenda wilayah yang sekarang benama Pakpak Bharat.
6. Peran untuk memecahkan teka-teki apakah Sri Paduka Raja India atau Sri Batak Raja di Hindia berada di pundak para akademisi di beberapa universitas di Sumatera Utara dengan menggunakan metodologi yang presisi dan lebih berkompeten.
7. Bahwa jika ternyata nama sahabat Nabi Muhammad SAW itu adalah orang Batak dari Kerajaan Pane maka yang layak mengambil kredit adalah orang Batak Angkola bukan Batak yang di Danau Toba. Angkola adalah nama orang yang mendiami sekitar Padang Lawas, Sumatera Utara. Dan tidak semua orang Angkola setuju leluhur mereka berasal dari Pusuk Buhit sebagaimana disebut dalam poin nomor tiga di atas.
8. Jika benar ada sahabat Nabi SAW dari nusantara baik itu nantinya jika terbukti sebagai orang Melayu, Jawa atau Batak Angkola, maka itu adalah kebanggaan bersama sebagai orang nusantara yang kini menjadi orang Indonesia
@batakmuslim2023
Tidak ada komentar:
Write komentar